Keberadaan ruang seni masih belum begitu inklusif terhadap seniman disabilitas. Penyandang disabilitas sendiri terbilang rentan terhadap diskriminasi dan dalam bentuk nyatanya mendapatkan pandangan miring. Berkaitan dengan hal ini pelaksana Pameran Seni Ruang Setara melakukan implementasi perancangan capstone project berupa pameran seni lukis yang diperuntukkan untuk mewadahi seniman penyandang disabilitas dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesetaraan sosial. Pada penyelenggaraan pameran ini, Pameran Seni Ruang Setara melakukan kolaborasi dengan 3 seniman disabilitas untuk menampilkan karya mereka yang berbentuk seni lukis selama 3 hari bersamaan dengan agenda edukasi pendukung lain seperti talkshow dan workshop.Selain itu terdapat pemberian donasi yang ditujukan kepada yayasan ramah disabilitas. Dalam pelaksanaannya, Pameran Seni Ruang Setara menerapkan teori event management dari goldblatt meliputi researching, design, planning, coordinating dan evaluation untuk membantu implementasi event ini berjalan optimal serta menggunakan metode 8 phase of customer experience pada bagian evaluasi sebagai indikator keberhasilan objektif pameran dalam meningkatkan pemahaman terkait kesetaraan sosial.

Pameran Seni, Seniman Disabilitas, Inklusivitas, event management